Minggu, 05 Juli 2009

RENUNGAN


Oleh : GM Ali
Manusia diciptakan dalam keadaan tiada daya dan upaya.
Kita mengenal salah satu ayat Al Qur'an yang artinya menjelaskan bahwa manusia sebetul tiada daya dan upaya, kecuali dengan kekuatanNYA dengan kata lain tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali dengan izinNYA.
Ayat ini gampang dibaca oleh semua kita, tetapi tidak semua orang dapat memahaminya. Ini terbukti betapa banyaknya orang-orang yang berlaku sombong, takabbur, mengaku dapat berbuat sesuatu dan diakuinya bahwa dia mampu berbuat. Padahal tadi dia membaca ayat yang menegaskan bahwa manusia itu tiada daya dan upaya, kecuali dengan izinNYA. Bahasa Al Qur'annya ; LAHAULA WALA QUWATA ILLA BILLA HIL ALIYUL 'AZIM, artinya tiada daya dan upaya melainkan dengan kekuatanNYA.
Oleh sebab itu jika saja ayat Al Qur'an ini mampu dipahami oleh kebanyakan orang, disinilah akan menghilangkan rasa kesombongan, keangkuhan, bahkan akan menjadikan orang tersebut jadi amanah.
Bukti lain yang kebanyakan orang belum menyadiri bahwa memang kita tidak dapat berbuat apa-apa, adalah setiap untuk berbuat sesuatu bersumber pada inspirasi yang timbul dari alam pikir, dari alam pikir itu baru dapat memulai gerakan. Artinya lagi tanpa inspirasi itu dia tidak akan dapat berbuat, alam pikir itulah awal muasal Allah berikan kekuatan untuk berbuat.
Sayangnya asal muasal alam pikir itu begitu menjelma menjadi suatu perbuatan kita lupa bahwa sebetulnya kita digerakkan untuk berbuat. Dengan lupa itulah menjadikan kita sombong dan takabbur.
Akibat lain dari kita lupa bahwa kita sebetulnya tidak dapat bebuat apa-apa, adalah menjadikan kita zolim atau menganiaya diri sendiri, kemudian terjauh dari hidayah Allah, dan itu pulalah menyebabkan terjadinya kemungkaran dimana-mana seperti sekarang ini.
Melalui rubrik ini mari kita kembali menyadari bahwa kita sebetulnya memang diciptakan tiada daya uapaya melainkan dengan kehendakNYA.
Manusia ibarat wayang jika tiada keberadaan dalang, wayang-wayang itu tiada berarti, dalanglah yang menjadikan wayang layak ditonton dan bernilai cerita, manusia dengan tidak menyadari bahwa dia tiada daya dan upaya, tiada mampu berbuat apa-apa, tapi mengaku dia mampu berbuat, adalah laksana orang yang asik nonton wayang tapi lupa kepada dalang.
Keadaan seperti ini jika terjadi pada urusan dunia pasti menimbulkan kesombongan dan keangkuhan, jika terjadi pada perkara akhirat atau ibadah, maka tidak menjadikan ikhlas. Padahal baik perkara dunia maupun perkara akhirat dituntut keikhlasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar