Senin, 15 Juni 2009

Alihkan Door Prize ke Jalan Rusak

Oleh : HM Sarifuddin Basrie

JALAN Payaraman-Tam-bangan Rambang, semakin hari memprihatinkan apalagi bila hujan turun siang dan malam. Ironisnya tidak ada inisiatif para pejabat dikawasan itu untuk mengajak masyarakat bergo-tong-royong menimbun atau sekedar meratakan bagian-bagian yang berlobang-lobang bak danau singkarak itu. Seharusnya, para pejabat didaerah ini kalau mau berbuat dan masuk lorong sejarah dimata masyarakat, bisa saja mengajak masyarakat dibe-berapa desa yang melewati jalan itu untuk berholopis kuntul baris.
Namun, untuk urusan jalan-jalan yang berstatus, jalan kabupaten, jalan provinsi, apalagi jalan negara, belum ada para kades, camat, termasuk bupati, mengerahkan rakyat untuk bergotongroyong mem-perbaiki (sementara menunggu anggaran) jalan-jalan tersebut bila sedang rusak parah seperti jalan Payaraman - Tambangan Rambang saat ini. Padahal masyarakat di desa manapun, bila dikerahkan para kadesnya untuk gotongroyong kampung cukup setia mematuhi ajakan pemerintah desanya itu. Kepedulian dan inisiatif seperti ini mestinya bisa dilakukan para camat bersama kades apalagi kalau bupati yang menghimbau. Dan sangat diyakini bila pola gotongroyong seperti ini diterapkan untuk kepentingan apapun dan dimanapun insya'Allah jalan-jalan yang vital sebagai sarana transportasi masyarakat tidak akan rusak parah seperti kebanyakan terjadi diberbagai daerah saat musim hujan.
Gotongroyong masyarakat ini memang harus dikomando oleh pemerintah, sebab sangat sulit kalau hanya mengandalkan inisiatif dari masyarakat non pemerintah. Memang mengam-bil inisiatif dijalan-jalan seperti ini masih dianggap tabuh oleh pemerintah (bupati, camat, apalagi kades) padahal sebenarnya ini adalah hal biasa saja bahkan bagi seorang camat atau bupati bila berinisiatif seperti ini bisa menambah refutasinya dimasyarakat dan pemerintahan. Berbuat hal-hal yang dianggap tidak populer tapi bisa mempopulerkan ini memang memerlukan inisiatif yang tinggi dari individu seorang pejabat.
Kalau kita sadari perbuatan ini, apa bedanya dengan bergo-tong-royong, menanam seribu pohon mengerahkan rakyat atau kegiatan jalan santai rame-rame mengajak anak sekolah dan pegawai serta masyarakat umum atau mengadakan turnamen olah raga, yang memberikan berbagai hadiah-hadiah menarik atau doorprize.
Kalau saja ada individu pejabat atau organisasi masa yang berinisiatif untuk meng-gelar kegiatan gotongroyong memperbaiki jalan-jalan-jalan rusak didaerahnya dengan memberikan door prize insya'Allah masyarakat akan berduyun-duyun mengikutinya. Tapi, inisiatif yang tinggi ini kebanyakan datang dari "Pak Oga" atau "Nak Oga" untuk sekedar mencari pembeli rokok atau mencari uang jajan.
Padahal pengaruh dari inisiatif ini pasti sangat luas dan dikenang masyarakat, karena tadinya jalan itu rusak parah dan sulit dilalui, tapi karena dikerahkan gotong-royong arus lalu lintas jadi lancar. Mudah-mudahan saja bagi pembaca berita lepas ini ada yang tertarik untuk berinisiatif menjadi sponsor atau donatur untuk menggelar kegiatan gotong-royong memperbaiki jalan rusak parah berdorprize.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar