Senin, 15 Juni 2009

Pasutri Korban Sambaran Petir

Rambangkuang, Agung Post
Musibah tidak terduga ini menimpa pasangan suami istri (pasutri), Parman (34) dan Laili (32), terjadi sabtu pekan lalu sekitar pukul 19.30, ketika keluarga ini sedang bersantai dan bercengkrama di ruang tengah kediaman mereka guna melepas penat setelah seharian bekerja di kebun karet.
Menurut Parman, warga dusun 6 Tambangrambang ini, menjelaskaan kronologis seputar musibaah yang menimpa mereka, "pada malam itu, hujan mengguyur dengan lebat di sertai guntur dan halilintar yang saling bersahutan, melihat keadaan cuaca yang buruk tersebut. Dirinya langgsung memadamkan aliran listrik genset dan mencabut seluruh jack lampu dari saklarnya dan peralatan elekronik lain". Ujar Parman.
Lanjut Parman, kemudian istrinya, Laili, menghidupkann lampu pelita/petromak sebagai penerangan ala kadarnya. Beberapa menit berselang kemudian secara tiba-tiba dan berlangsung teramat cepat, Parman melihat sekelebat sinar terang di sertai suara menggelegar dan membuat kedua nya sempat panik luar biasa, bahhkan Parman merasa sekujur tubuhnya bagai terpanggang oleh bara api.
Dalam hitungan menit, ketika suasana reda, kedua Pasutri tersebut mendapati televisi mereka hancur lebur menjadi serpihan-serpihan kecil. Tidak cukup sampai di situ, seluruh baraang Elektronik seperti VCD, Kulkas serta lemari besrta isinya, dinding dan atap rumaah ikut kena imbas bahkan jebol.
Disamping itu pula, Parman menndapati pakaian yang dikenakannya sudah gosong, adapun istrinya, Laili, hingga berita ini di turunkan mengalami gangguan pendengaran/tuli sebelah kiri yang cukup serius.
Menurut Parman, atas semua musibah ini dirinya berasumsi dan berkeyakinan sebagai cobaan dari Allah untuk menguji dirinya dan keluarganya, serta dirinya beserta istri tetap bersyukur masih di beri keselamatan bersama. "Kalau harta masih bisa dicari, mas", ujar Parman dengan logat jawa nya yang khas.
Pada malam itu juga, hal serupa di alami Zuber, pada malam itu usai menunaikan solat isya di Musollah dusun 6. "Ketika lampu padam dan petir menyambar, dirinya menyak-sikan pancaran api yaang menyambar keluar dari jek lampu". Menurut Zuber, yang kesehariannnya tokoh masyarakat dusun 6 Tambang-rambang, mengatakan hal ini adalah peringatan Allah agar kita lebih mendekatan diri dan meningkatkan amal ibadah. Ujar Zuber penuh prihatin. (And/Ded)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar