Selasa, 18 Agustus 2009

Akhir Dari Penantian

KEHIDUPAN memang tak sejalan sesuai dengan keinginan kita, jodoh, rezki, dan maut ada ditangan-Nya. Sebagai ungkapan yang lama tersimpan, kepada "Agung Post" ku ceritakan perjalanan cinta ini, tutur Majenun.
Selama ini hubungan Aq dan Mas seorang cowok yang atletis itu merupakan sosok pemuda pekerja keras cukup akrap. Bila beerada disampingnya Aq merasa nyaman, terkadang Aq pun malu kalau melihat kegigihan dan keuletannya, dalam hati aq berjanji tak akan mengecewakannya.
Hari ke hari kami lalui bersama, sampai akhirnya Aq bekerja di sebuah instansi, Mas pun mendukungnya.
Hampir tiap pagi Mas mengantar Aq, kebahagiaan pun selalu bersama kami, dan untuk merayakan kebahagiaan itu kami pun mengajak teman-teman sekantor untuk makan-makan di rumah teman.
Selang beberapa waktu dari perayaan itu, ada kejanggalan pada diri Mas. Dia tak pernah menghubungi Aq, apalagi mengantar Aq bekerja. Sampai suatu ketika, Aq dihubungi seorang teman Mas dan mengatakan, kalau hubungan kami sudah berakhir, hatiku hancur bagai disambar petir, tak kuasa mendengar kabar itu. Bermula dari kejadian itu, Aq mulai tertutup pada setiap lelaki, rasa takut dan sedih selalu menghantui, walaupun teman-teman sekantor berusaha menghibur, tapi hati terasa berat melupakan Mas.
Sampai suatu ketika, Aq kenal seorang cowok, sebut saja Uda, yang menghubungi Aq lewat HP, entah dari mana dia tahu nomor HP Aq. Uda sering mengirim SMS yang menghibur, dan akhirnya Aq pun berhasil melupakan Mas, saat kami bertemu, Aq merasa telah menemu-kan sosok Mas pada diri Uda, dan akhirnya Aq bersedia ketika uda berniat menikahi Aq. Dalam doa Aq berjanji, akan menyimpan rahasia ini, sampai mati sekalipun, agar tak menyakiti hati Uda. (amr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar